Tuesday, November 27, 2012
Danau Trahayan
Danau Trahayan terletak di Desa Trahayan Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. Danau Trahayan merupakan bagian dari salah satu obyek wisata di Bumi Perkemahan Panglima Batur yang ada di Muara Teweh ibukota Barito Utara.
Bumi Perkemahan - Muara Teweh
Jika kita mendengar tentang Pulau Kalimantan, maka akan terbayang daerah yang hijau, hutan-hutan yang alami dan sungai-sungainya yang besar. Kesan tersebut akan kita rasakan juga saat mengunjungi salah satu daerah wisata yang terletak di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang dikenal dengan Bumi Perkemahan (Buper) Panglima Batur.
Muara Teweh, merupakan ibu kota kabupaten Barito Utara, propinsi Kalimantan Tengah. Meskipun terletak di Kalimantan Tengah, namun jalur transportasi justru lebih banyak melalui Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dari Banjarmasin ke Muara Teweh, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi, bus-bus besar ataupun penyewaan travel, dengan jarak tempuh sekitar 11 jam.
BUPER (Bumi Perkemahan) di Muara Teweh ibu kota Kabupaten Barito Utara ini sementara dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Utara (Batara), Provinsi Kalimantan Tengah. Bumi Perkemahan ini diberinama Bumi Perkemahan Panglima Batur dan selain tempat perkemahan juga tempat rekreasi dan hiburan, seperti musik, outbound dan pertunjukan lainnya. Buper Panglima Batur terletak di Desa Trahayan Kecamatan Teweh Tengah dan sangat mudah di akses dari ibu kota Muara Teweh.
Sedangkan lokasi Buper ini berada di desa Trehean, 18 km dari kota Muara Teweh, atau sekitar 30 menit perjalanan. Perjalanan menuju Buper Panglima Batur, Anda akan menemukan jalan yang naik turun dan dikelilingi oleh pepohonan hijau, menyegarkan dan menyenangkan.
Memasuki kawasan Buper Panglima Batur, Anda akan menemukan hutan alami dan lingkungan yang masih asri, ditambah lagi sejauh mata memandang akan terlihat danau trehean yang memberikan kesejukan.
Lokasi Buper ini memang cocok untuk bersantai bersama keluarga dan teman-teman, bahkan cocok untuk kegiatan kebersamaan dengan banyak orang, seperti kegiatan keagamaan, wisata bersama, acara keluarga dan lainnya, karena memang di lokasi ini tersedia lapangan yang luas, baik untuk berkumpul maupun lahan parkir. Demikian juga tersedia beberapa tempat perteduhan untuk berkumpul bersama, dengan berbagai bentuk, seperti bentuk panggung, bentuk perahu besar, bentuk pendopo dan bentuk lainnya.
Bumi Perkemahan Panglima Batur ini diresmikan pada tanggal 22 Agustus 2007, oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang. Di tempat ini juga pernah dilaksanakan Kemah Bakti Pramuka se Kalimantan Tengah 2007, Jambore Wartawan Regional Kalimantan 2008 dan bulan Maret 2009 dilaksanakan kegiatan "Batara Menanam 2009" yang dihadiri oleh Menteri Perhutanan MS Kaban, wakil Gubernur Kalteng dan beberapa Bupati se Kalimantan.
Bagi Anda yang berkunjung ke Muara Teweh, jangan lewatkan kesempatan berharga, yang dapat memberikan Anda ketenangan dan kesegaran, bersama keluarga dan teman-teman, menikmati keramahan alam di Bumi Perkemahan Panglima Batur ini.
Rumah Lanting
Rumah Lanting adalah rumah rakit tradisional suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan
dengan pondasi rakit mengapung terdiri dari susunan dari batang-batang
pohon yang besar yang selalu oleng dimainkan gelombang dari kapal yang
hilir mudik di sungai. Lanting adalah sebutan untuk rumah terapung. Biasanya rumah didirikan
diatas kayu bulat (Logs) sebagai landasan. Danau Trahayan adalah danau
yang terdapat di Bumi Perkemahan (Buper) Panglima Batur Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Rumah Lanting banyak terdapat di sepanjang sungai-sungai di Kalimantan. Rumah Lanting juga terdapat di sepanjang sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan dengan sebutan Rumah Rakit.
Ciri-ciri :
Rumah Lanting banyak terdapat di sepanjang sungai-sungai di Kalimantan. Rumah Lanting juga terdapat di sepanjang sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan dengan sebutan Rumah Rakit.
Ciri-ciri :
- Bubungan memakai atap pelana
- Landasan pelampung supaya mengapung dengan tiga batang besar pokok kayu, di atasnya dipasang gelagar ulin untuk dasar bangunan.
Monday, November 26, 2012
Rumah Betang
The traditional house of Central Kalimantan, usually occupied by many families. Where an image in Muara Teweh, North Barito regency, Central Kalimantan Province.
Rumah Betang (sebutan untuk rumah adat di provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), merupakan rumah yang dihuni oleh masyarakat Dayak.
Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu; bentuk Panggung, memanjang. pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan Matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah Matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari Matahari tumbuh dan pulang ke rumah di Matahari padam.
Pada masa lalu, banyak rumah betang sebagai tempat tinggal komunitas penduduk barito utara.
Diantaranya rumah betang Lebo Lalatung Tour, Pendreh, Bintang Ninggi,
Lemo, Lebo Tanjung Layen, Butong, Lanjas, Nihan, Papar Pujung dan Konut
Tanah Siang (Mukeri Inas, et.al ;2004).
Rumah Betang dan komunitas penduduk yang menjadi dasar cikal-bakal bagi komunitas Muara Teweh,
yakni Juking Hara dan Tanjung Layen dengan beberapa ciri pertanda
peninggalan sejarahnya masing-masing. Juking Hara dan daerah sekitarnya adalah tempat
dikuburkannya Tumenggung Mangkusari, tempat peristiwa Bukit Bendera
dan Kuburan Belanda serta tempat didirikannya benteng belanda untuk
pertama kalinya Tahun 1865.
Subscribe to:
Posts (Atom)